Hubungan industrial adalah sistem hubungan antara
para pelaku produksi barang dan jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,
pekerja/buruh dan pemerintah. Di Indonesia idealnya sebagai negara yang
menganut azas negara Pancasila dan UUD 1945, yangsudah menjadikan nilai-nilai
tersebut sebagai konsensus nasional sebagai dasar berbangsa dan bernegara yang
mestinya nilai –nilai tersebut dapat kita rasakan dandilaksanakan secara nyata
bukan hanya sekedar aturan belaka dalam proses pergaulan dan pelaksanaan
hubungan industrial. Sistem hubungan industrial adalah suatu formulasi dan
strategi untuk mensinergikan kekuatan para pelaku agar dapat tercapai produksi
barang dan jasa secara optimal sekaligus mengatur benturan kepentingan antara
pelaku-pelaku dalam hubungan industrial tersebut. Untuk mengetahui dan lebih
memahami mengenai Hubungan Industrial Pancasila dan juga materi mengenai
Perjanjian Kerja,
Macam-macam
Hubungan/ Perjanjian Kerja
a) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) adalah perjanjian kerja antara pekerja
dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu dan untuk
pekerjaan tertentu.7
Tidak semua jenis pekerjaan dapat dibuat dengan perjanjian kerja waktu
tertentu. Pasal 57 Ayat 1 UU 13/2003 mensyaratkan bentuk PKWT harus tertulis
dan mempunyai 2 kualifikasi yang didasarkan pada jangka waktu dan PKWT yang
didasarkan pada selesainya suatu pekerjaan tertentu (Pasal 56 Ayat (2)UU
13/2003). Secara limitatif, Pasal 59 menyebutkan bahwa PKWT hanya dapat
diterapkan untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis, sifat dan kegiatan
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu pekerjaan yang sekali
selesai atau yang sementara sifatnya, pekerjaan yang diperkirakan
penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama, paling lama 3 tahun,
pekerjaan yang bersifat musiman dan pekerjaan yang berhubungan dengan produk
baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajagan
b) Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu.
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), yaitu perjanjian kerja antara
pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja tetap. Masa
berlakunya PKWTT berakhir sampai pekerja memasuki usia pensiun, pekerja diputus
hubungan kerjanya, pekerja meninggal dunia. Bentuk PKWTT adalah fakultatif
yaitu diserahkan kepada para pihak untuk merumuskan bentuk perjanjian baik
tertulis maupun tidak tertulis. Hanya saja berdasarkan Pasal 63 Ayat (1)
ditetapkan bahwa apabila PKWTT dibuat secara lisan, ada kewajiban pengusaha
untuk membuat surat pengangkatan bagi pekerja/buruh yang bersangkutan. PKWTT
dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama 3 (tiga) bulan dan dalam
hal demikia, pengusaha dilarang untuk membayar upah di bawah upah minimum yang
berlaku. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 60 Ayat (1) dan (2) UU 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan.
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Perusahaan
Batik Indah Rara Djonggrang adalah perusahaan yang bergerak dalam industry
pembuatan dan perdagangan batik. Perusahaan ini didirikan di Yogyakarta,
tepatnya di Jl. Tirtodipuran No. 6A (18) Yogyakarta pada tanggal 25 Oktober
1958 oleh apak dan Ibu Agus Suwito yang pada saat itu berbadan hukum perusahaan
perseorangan. Dengan seiringnya waktu yang terus berjalan, perusahaan ini
mengalami perubahan badan hukum, yakni menjadi CV (Comanditer Venotschop)
berdasarkan keputusan pada Akta Notaris No. 13, tanggal 5 Juni 1973 dan Akta
Notaris No. 04, tanggal 1 Mei 1987 oleh Notaris RM. Soerjanto Partaningrat SH,
selain itu terjadi pula regenerasi manajemen dari Bapak dan Ibu Agus Suwito
kepada putranya yang bernama Rajendra Baskara mulai tahun 1991, dimana beliau
selaku Direktur Utama Perusahaan Batik Rara Djonggrang selain berusia muda juga
memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang memadai didalam dunia
usaha, khususnya batik.
Ciri
khas yang tercermin pada perusahaan CV. Batik Indah Rara Djonggrang adalah
lebih mengutamakan kepada padat karya (Labour Intensive) dimana
dalam proses produksi hamper keseluruhan tahapan prosesnya bersifat manual,
sehingga memerlukan jumlah tenaga kerja yang relative banyak dan berorientasi
pada ekspor ke luar negeri (Export Oriented) dimana hal tersebut
terlihat dari besarnya konsumen wisatawan mancanegara serta proporsi penjualan
ekspor yang cukup besar.
Lingkungan
bisnis perusahaan batik ini terbentuk dari beberapa factor, yaitu kondisi
wilayah, kebijakan pemerintah, tingkat persaingan dan perubahan-perubahan yang
terjadi didalam maupun diluar negeri.
Dalam
proses produksi, CV. Batik Indah Rara Djonggrang membutuhkan jenis bahan baku
kain berupa 100% Cotton Prima, 100% Cotton Primissima, 100% Silk atau Sutera,
Voillisima, HTS 9, Berkolissima, Lycra, dan lain-lain yang diganakan untuk
bahan baku kain, sedang alat-alat yang dibutuhkan untuk membatik adalah
canting, cap, kompor khusus batik, wajan kecil, Loyang, malam (lilin khusus
batik), gawangan, tempat penggodokan dan tempat pencelupan, steam, mesin
pemanas, screan printing yang digunakan untuk proses produksi batik dan mesin
jahit dan mesin obras serta alat-alat lain yang menunjang jalannya proses
produksi untuk konveksi. Dalam hal pewarnaan dibutuhkan Naptol dan garam
pewarna yang harus diimpor dari German. Selain itu dalam rangka menyongsong era
globalisasi berupa liberalisasi, CV. Batik Indah Rara Djonggrang mulai
menerapkan Total Quality Management (TQM) pada proses produksinya
guna memperoleh sertifikat ISO 9000 dari Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia.
B. Misi dan Tujuan
Sesuai
dengan bentuk perusahaannya yang berbadan hukum, CV. Batik Indah Rara
Djonggrang yang berorientasi pada suatu seni batik tradisional maka memiliki
misi untuk :
- Memperkenalkan seni batik
tradisional kepada seluruh masyarakat baikdari dalam negeri maupun luar
negeri.
- Melestarikan seni batik
tradisional yang mulai menghilang akibat segala sesuatu dalam industri
garmen atau pakaian sudah dapat dikerjakan dengan cepat oleh mesin.
- Membantu Negara dalam hal
menambah devisa Negara.
- Berusaha mengangkat derajat masyarakat
lingkungan sekitarnya.
Sedangkan tujuan CV. Batik Indah Rara Djonggrang adalah memaksimalkan
keuntungan (profitability) sebagaimana perusahaan lainnya. Untuk mencapai semua
itu perusahaan tersebut menerapkan strategi yang relevan, yaitu :
- Strategi jangka pendek,
merupakan strategi yang tidak berdampak pada perubahan kapasitas produksi.
- Strategi jangka panjang,
merupakan strategi yang berdampak pada pengubahan kapasitas produksi.
-
C. Struktur
Organisasi
Meskipun status perusahaan Batik Indah Rara Djonggrang adalah Persekutuan
Komanditer (CV), tetapi pada dasarnya CV. Batik Indah Rara Djonggrang merupakan
perusahaan perseorangan sehingga struktur organisasinya masih relative
sederhana. Meskipun demikian, struktur organisasi CV. Batik Indah Rara
Djonggrang sudah bisa memenuhi tujuan dasar man power loading
yaitu mengorganisasikan sumber daya manusia kebagian-bagian yang membutuhkan
dengan porsi yang seimbang dengan beban kerjanya. Hasil nyata yang bisa
dirasakan dari struktur organisasi perusahaan adalah adanya garis perintah dan
koordinasi yang jelas, sehingga setiap karyawan dapat saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama (goal congruence). Bagan struktur
organisasi secara terperinci dapat dilihat pada lampiran.
Posisi
pengawasan (Dewan Komisaris) dipegang oleh Ibu Agus Suwito, sedangkan pada
posisi manajemen inti perusahaan dipegang oleh Bapak Rajendra Baskara sebagai
Direktur Utama. Selain manajemen inti tersebut, perusahaan mempunyai 386 orang
karyawan baik pria maupun wanita sebagai tenaga kerja.
D. Personalia
Dalam
rangka pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, karyawan CV.
Batik Indah Rara Djonggrang telah diikutkan berbagai macam kegiatan kursus dan
pelatihan untuk meningkatkan keahlian maupun ketrampilan sesuai bidang kerja
masing-masing. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain :
- Penataran P4 pola pendukung 25
jam.
- Kursus proses pembuatan batik
sutra alam
- Kursus computer
- Penyuluhan mengenai saluran
limbah perusahaan
- Penyuluhan mengenai kesehatan
tenaga kerja
- Penyuluhan mengenai peningkatan
mutu produk
7.
Penyuluhan mengenai system
pengupahan tenaga kerja
- Pendidikan dan latihan proses
pembuatan batik Wool dan masih banyak kegiatan yang lainnya.
Sebagian besar kegiatan yang dilakukan pada CV. Batik Indah Rara Djonggrang
adalah kegiatan yang membutuhkan kecermatan dan ketelitian, oleh karena itu
komposisi pekerja wanita lebih besar dibandingkan pekerja pria. Hal tersebut
dapat dilihat pada komposisi jumlah karyawan perusahaan sebanyak 386 orang,
yang terdiri dari karyawan wanita sebanyak 239 orang dan karyawan pria sebanyak
147 orang. Perincian lebih lanjut dapat dilihat pada table 2.1.
E.
Hasil
Produksi dan Pemasaran
a. Hasil
Produk
CV.
Batik Indah Rara Djonggrang merupakan salah satu bagian dari industri batik
yang ada di Indonesia, maka perusahaan tersebut memproduksi berbagai macam
batik sesuai dengan bahan kain yang digunakan, yaitu :
- Berupa kain baik Sutera, Katun
(Primissima dan Prima), Lycra, HTS 9 atau Rayon, Voillisima, Berkolissima,
dll.
- Berupa Man, Woman, and Children
Wear, atau pakaian Pria, wanita dan anak-anak.
- Berupa House hold atau
perlengkapan rumah tangga seperti Taplak Meja, Bed Cover, Dinner Set,
Plate snd Glass Mat, Hot mat, dan Apron atau celemek masak.
- Accessories, seperti Wall Hang
atau Hiasan dinding, tas, painting atau Lukisan dan lain-lain.
b. Pemasaran
Melihat Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah berpredikat kota pelajar,
budaya dan wisata yang akan mendatangkan suatu dampak yang positif bagi
perkembangan industri batik di wilayah tersebut, karena batik adalah salah satu
cinderamata khas Yogyakarta. Oleh karena itu CV Batik Indah Rara Djonggrang
menyimpulkan bahwa produk batik, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta
memiliki potensi yang cukup besar.
Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta
maka CV Batik Indah Rara Djonggrang melihat ada prospek yang cerah bagi perkembangan
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan mengambil langkah dengan melakukan
kerjasama dengan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi DIY agar dapat
dijadikan salah satu obyek wisata bersama perusahaan batik lainnya, seperti
Surya Kencana, Plentong, dan Winotosastro dalam hal memasarkan hasil perusahaan
tersebut.